KLASIFIKASI ILMU PENGETAHUAN
BAB I
PENDAHULUAN
Berbagai upaya dapat digunakan untuk
menjelaskan apa yang dimaksud dengan filsafat, salah satunya adalah dengan
memahami ilmu pengetahuan manusia. Filsafat adalah salah satu jenis ilmu
pengetahuan manusia, yaitu pengetahuan filsafat.
Dalam makalah kami ini, kami akan
menjelaskan apa yang dimaksud dengan ilmu pengetahuan, arti definisinya,
klasifikasi menurut obyek dan subyeknya serta klasifikasi menurut para
filosofis.
Tentunya makalah kami ini sangat
banyak sekali kekurangannya, maka dari itu saran serta kritik dari pembaca yang
budiman sangat kami harapkan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Sejarah
Kebudayaan
manusia ditandai dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi secara
cepat yang merupakan akibat peran serta pengaruh dari pemikiran filsafat Barat.
Pada awal perkembangannya, yakni zaman Yunani Kuno, filsafat diidentikkan
dengan ilmu pengetahuan. Maksudnya adalah antara pemikiran filsafat dan ilmu
pengetahuan tidak dipisah, sehingga semua pemikiran manusia yang muncul pada
zaman itu disebut filsafat. Pada abad Pertengahan, filsafat menjadi identik
dengan agama, sehingga pemikiran filsafat pada zaman itu menjadi satu dengan
dogma gereja. Pada abad ke-15 muncullah Renaissans kemudian disusul oleh
Aufklaerung pada abad ke-18 yang membawa perubahan pandangan terhadap filsafat.
Pada masa ini filsafat memisahkan diri dari agama, sehingga membuat orang
berani mengeluarkan pendapat mereka tanpa takut akan dikenai hukuman oleh pihak
gereja. Filsafat zaman modern tetap sekuler seperti zaman Renaissans, yang
membedakan adalah pada zaman ini ilmu pengetahuan berpisah dari filsafat dan
mulai berkembang menjadi beberapa cabang yang terjadi dengan cepat. Bahkan pada
abad ke-20, ilmu pengetahuan, mulai berkembang menjadi berbagai spesialisasi
dan sub-spesialisasi.
Ilmu
pengetahuan pada awalnya merupakan sebuah sistem yang dikembangkan untuk
mengetahui keadaan lingkungan disekitanya. Selain itu, ilmu pengetahuan juga
diciptakan untuk dapat membantu kehidupan manusia menjadi lebih mudah. Pada
abad ke-20 dan menjelang abad ke-21, ilmu telah menjadi sesuatu yang substantif
yang menguasai kehidupan manusia. Namun, tak hanya itu, ilmu pengetahuan yang
sudah berkembang sedemikian pesat juga telah menimbulkan berbagai krisis
kemanusiaan dalam kehidupan. Hal ini didorong oleh kecenderungan pemecahan
masalah kemanusiaan yang lebih banyak bersifsat sektoral. Salah satu upaya
untuk menyelesaikan masalah-masalah kemanusiaan yang semakin kompleks tersebut
ialah dengan mempelajari perkembangan pemikiran filsafat.
Perkembangan
filsafat Barat dibagi menjadi beberapa periodesasi yang didasarkan atas ciri
yang dominan pada zaman tersebut. Periode-periode tersebut adalah :
1. Zaman
Yunani Kuno (Abad 6SM-6M)
Ciri
pemikirannya adalah kosmosentris, yakni mempertanyakan asal usul alam semesta
dan jagad raya sebagai salah satu upaya untuk menemukan asal mula (arche)
yang merupakan unsur awal terjadinya gejala. Dan beberapa tokoh filosof pada
zaman ini menyatakan pendapatnya tentang arche, antara lain :
- Thales (640- 550 SM) : arche berupa air
- Anaximander (611-545 SM) : arche berupa apeiron (sesuatu yang tidak terbatas)
- Anaximenes (588-524 SM) : arche berupa udara
- Phytagoras (580-500 SM) : arche dapat diterangkan atas dasar bilangan-bilangan.
Selain
keempat tokoh di atas ada dua filosof, yakni Herakleitos (540-475 SM) dan
Parmindes (540-475 SM) yang mempertanyakan apakah realitas itu berubah, bukan
menjadi sesuatu yang tetap. Pemikir Yunani lain yang merupakan salah satu yang
berperan penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan adalah Demokritos (460-370
SM) yang menegaskan bahwa realitas terdiri dari banyak unsur yang disebut
dengan atom (atomos, dari a-tidak, dan tomos-terbagi).
Selain itu, filosof yang sering dibicarakan adalah Socrates (470-399 SM) yang
langsung menggunakan metode filsafat langsung dalam kehidupan sehari-hari yang
dikenal dengan dialektika (dialegesthai) yang artinya
bercakap-cakap. Hal ini pula yang diteruskan oleh Plato (428-348 SM). Dan
pemikiran filsafat masa ini mencapai puncaknya pada seorang Aristoteles
(384-322 SM) yang mengatakan bahwa tugas utama ilmu pengetahuan adalah mencari
penyebab-penyebab obyek yang diselidiki. Ia pun berpendapat bahwa tiap kejadian
harus mempunyai empat sebab, antara lain penyebab material, penyebab formal,
penyebab efisien dan penyebab final.
2. Zaman
Pertengahan (6-16M)
Ciri
pemikiran pada zaman ini ialah teosentris yang menggunakan pemikiran filsafat
untuk memperkuat dogma agama Kristiani. Pada zaman ini pemikiran Eropa
terkendala oleh keharusan kesesuaian dengan ajaran agama. Filsafat Agustinus
(354-430) yang dipengaruhi oleh pemikiran Plato, merupakan sebuah pemikiran
filsafat yang membahas mengenai keadaan ikut ambil bagian, yakni suatu
pemikiran bahwa pengetahuan tentang ciptaan merupakan keadaan yang menjadi
bagian dari idea-idea Tuhan. Sedangkan Thomas Aquinas (1125-1274) yang
mengikuti pemikiran filsafat Aristoteles, menganut teori penciptaan dimana
Tuhan menghasilkan ciptaan dari ketiadaan. Selain itu, mencipta juga berarti
terus menerus menghasilkan serta memelihara ciptaan.
3. Zaman
Renaissans (14-16M)
Merupakan
suatu zaman yang menaruh perhatian dalam bidang seni, filsafat, ilmu
pengetahuan dan teknologi. Zaman ini juga dikenal dengan era kembalinya
kebebasan manusia dalam berpikir. Tokoh filosof zaman ini diantaranya adalah
Nicolaus Copernicus (1473-1543) yang mengemukakan teori heliosentrisme, yang
mana matahari merupakan pusat jagad raya. Dan Francis Bacon (1561-1626) yang
menjadi perintis filsafat ilmu pengetahuan dengan ungkapannya yang terkenal “knowledge
is power”
4. Zaman
Modern (17-19M)
Filsafat
zaman ini bercorak antroposentris, yang menjadikan manusia sebagai pusat
perhatian penyelidikan filsafati. Selain itu, yang menjadi topik utama ialah
persoalan epistemologi.
- a. Rasionalisme
Aliran
ini berpendapat bahwa akal merupakan sumber pengetahuan yang memadai dan dapat
dipercaya. Pengalaman hanya dipakai untuk menguatkan kebenaran pengetahuan yang
telah diperoleh melalui akal. Salah satu tokohnya adalah Rene Descartes
(1598-1650) yang juga merupakan pendiri filsafat modern yang dikenal dengan
pernyataannya Cogito Ergo Sum (aku berpikir, maka aku ada). Metode yang
digunakan Descrates disebut dengan a priori yang secara harfiah berarti
berdasarkan atas adanya hal-hal yang mendahului. Maksudnya adalah dengan
menggunakan metode ini manusia seakan-akan sudah mengetahui dengan pasti segala
gejala yang terjadi.
- b. Empirisisme
Menyatakan
bahwa sumber ilmu pengetahuan adalah pengalaman, baik lahir maupun batin. Akal
hanya berfungsi dan bertugas untuk mengatur dan mengolah data yang diperoleh
dari pengalaman. Metode yang digunakan adalah a posteriori atau metode
yang berdasarkan atas hal-hal yang terjadi pada kemudian. Dipelopori oleh
Francis Bacon yang memperkenalkan metode eksperimen.
- c. Kritisisme
Sebuah
teori pengetahuan yang berupaya untuk menyatukan dua pandangan yang berbeda
antara Rasionalisme dan Empirisme yang dipelopori oleh Immanuel Kant
(1724-1804). Ia berpendapat bahwa pengetahuan merupakan hasil yang diperoleh
dari adanya kerjasama antara dua komponen, yakni yang bersifat pengalaman
inderawi dan cara mengolah kesan yang nantinya akan menimbulkan hubungan antara
sebab dan akibat.
- d. Idealisme
Berawal
dari penyatuan dua Idealisme yang berbeda antara Idealisme Subyektif (Fitche)
dan Idealisme Obyektif (Scelling) oleh Hegel (1770-1931) menjadi filsafat
idealisme yang mutlak. Hegel berpendapat bahwa pikiran merupakan esensi dari
alam dan alam ialah keseluruhan jiwa yang diobyektifkan. Asas idealisme adalah
keyakinan terhadap arti dan pemikiran dalam struktur dunia yang merupakan
intuisi dasar.
- e. Positivisme
Didirikan
oleh Auguste Comte (1798-1857) yang hanya menerima fakta-fakta yang ditemukan
secara positif ilmiah. Semboyannya yang sangat dikenal adalah savoir pour
prevoir, yang artinya mengetahui supaya siap untuk bertindak. Maksudnya
ialah manusia harus mengetahui gejala-gejala dan hubungan-hubungan antar gejala
sehingga ia dapat meramalkan apa yang akan terjadi. Filsafat ini juga dikenal
dengan faham empirisisme-kritis, pengamatan dengan teori berjalan beriringan.
Ia membagi masyarakat menjadi atas statika sosial dan dinamika sosial.
- f. Marxisme
Pendirinya
ialah Karl Marx (1818-1883) yang aliran filsafatnya merupakan perpaduan antara
metode dialektika Hegel dan materialisme Feuerbach. Marx mengajarkan bahwa
sejarah dijalankan oleh suatu logika tersendiri, dan motor sejarah terdiri
hukum-hukum sosial ekonomis. Baginya filsafat bukan hanya tentang pengetahuan
dan kehendak, melainkan tindakan, yakni melakukan sebuah perubahan, tidak hanya
sekedar menafsirkan dunia. Yang perlu diubah adalah kaum protelar harus bisa
mengambil alih peranan kaum borjuis dan kapitalis melalui revolusi, agar
masyarakat tidak lagi tertindas.
5. Zaman
Kontemporer (Abad ke-20 dan seterusnya)
Pokok
pemikirannya dikenal dengan istilah logosentris, yakni teks menjadi tema
sentral diskursus para filosof. Hal ini dikarenakan ungkapan-ungkapan filsafat
cenderung membingungkan dan sulit untuk dimengerti. Padahal tugas filsafat
bukanlah hanya sekedar membuat pernyataan tentang suatu hal, namun juga
memecahkan masalah yang timbul akibat ketidakpahaman terhadap bahasa logika, dan
memberikan penjelasan yang logis atas pemikiran-pemikiran yang diungkapkan.
Pada
zaman ini muncul berbagai aliran filsafat dan kebanyakan dari aliran-aliran
tersebut merupakan kelanjutan dari aliran-aliran filsafat yang pernah
berkembang pada zaman sebelumnya, seperti Neo-Thomisme, Neo-Marxisme,
Neo-Positivisme dan sebagainya.
C.Definisi
Ilmu Pengetahuan
Menurut “ensiklopedia Indonesia”
ilmu pengetahuan adalah suatu sistem dari berbagai pengetahuan yang
masing-masing didapatkan sebagai hasil pemeriksaaan-pemeriksaan yang dilakukan
secara teliti dengan menggunakan metode-metode tertentu. Ilmu pengetahuan
prinsipnya merupakan usaha untuk mengorganisasikan dan mensistematiskan common
sense, suatu pengetahuan yang berasal dari pengalaman dan pengamatan dalam
kehidupan sehari-hari, namun dilanjutkan dengan suatu pemikiran secara cermat
dan teliti dengan menggunakan berbagai metode.
Ilmu pengetahuan diambil dari kata
bahasa inggris science , yang berasal dari bahasa latin scientia dari
bentuk kata kerja scire yang berarti mempelajari, mengetahui.Ilmu
pengetahuan adalah suatu proses pemikiran dan analisis yang rasional,
sistematik, logis, dan konsisten.
D.Perbedaan
Ilmu Pengetahuan Dengan Pengetahuan Biasa
Apabila kita memperbandingkan antara
pengetahuan biasa dengan ilmu pengetahuan dapat dikatakan sebagai berikut :
Pengetahuan
biasa(knowledge/ common sense): tidak memandang sebab-sebabnya, tidak
mencari rumusan secara obyektif, tidak menyelidiki obyeknya, tidak ada
sintesis, tidak bermetode dan bersistem.
Ilmu pengetahuan
(science) : mementingkan sebab-sebabnya, mencari rumusan, menyelidiki obyek,
melakukan sintesis, bermetode dan bersistem.
Perbedaan antara ilmu pengetahuan
dengan pengetahuan biasa terlihat dari sifat sistematik dan cara memperolehnya
E.Klasifikasi
Ilmu Pengetahuan
Klasifikasi atau penggolongan ilmu
pengetahuan mengalami perkembangan atau perubahan sesuai dengan semangat zaman.
Terdapat banyak pandangan yang terkait dengan klasifikasi ilmu pengetahuan yang
dapat kita temui. Pada makalah ini kami akan mengklasifikasikan ilmu
pengetahuan menurut subyeknya dan obyeknya.
Menurut
subyeknya
1)Teoritis
a.Nomotetis:
ilmu yang menetapkan hukum-hukum yang universal berlaku, mempelajari obyeknya
dalam keabstrakannya dan mencoba menemukan unsur-unsur yang selalu terdapat
kembali dalam segala pernyataannya yang konkrit bilamana dan di mana saja,
misalnya adalah ilmu alam, ilmu kimia, sosiologi, ilmu hayat dan sebagianya.
b.Ideografis
(ide: cita-cita, grafis: lukisan), ilmu yang mempelajari obyeknya dalam konkrit
menurut tempat dan waktu tertentu, dengan sifat-sifatnya yang menyendiri
(unik). Misalnya ilmu sejarah, etnografi (ilmu bangsa-bangsa), sosiologi dan
sebagainnya.
2)Praktis (applied science/ ilmu terapan): ilmu yang langsung
ditujukan kepada pemakaian atau pengalaman pengetahuan itu, jadi menentukan
bagaimanakah orang harus berbuat sesuatu, maka ini pun diperinci lebih lanjut
yaitu :
a.Normatif,
ilmu yang memesankan bagaimanakah kita harus berbuat, membebankan
kewajiban-kewajiban dan larangan-laramgan misalnya: etika (filsafat
kesusilaan/filsafat moral)
b.Positif,
(applied dalam arti sempit) yaitu ilmuyang mengatakan bagaimanakah orang
harus berbuat sesuatu , mencapai hasil tertentu. Misalnya adalah ilmu
pertanian, ilmu teknik, ilmu kedokteran dan sebagainnya.
Kedua
macam ilmu pengetahuan ini saling melengkapi, jadi walaupun dibedakan tetap
tidak boleh dipisahkan. Kebanyakan ilmu pengetahuan mempunyai bagian teoritis
disamping bagian praktis, sehingga sering sulit diterapkan dimana suatu ilmu
harus dimasukkan dalam pembagian ini, ilmu teoritis, biasannya dapat berdiri
sendiri terlepas dari ilmu praktis,akan tetapi ilmu praktis selalu mempunyai
dasar yang teoritis.
Menurut
Obyeknya (terutama obyek formalnya atau sudut pandangnya)
1)Universal/umum:
meliputi keseluruhan yang ada,seluruh hidup manusa, misalnnya: teologi/agama
dan filsafat.
2)Khusus:
hanya mengenai salah satu lapangan tertentu dan kehidupan manusia, jadi
obyeknya terbatasa, hanya ini saja atau itu saja.inilah yang biasannya disebut”
ilmu pengetahuan”.
Ini diperinci lagi atas:
a.Ilmu-ilmu alam (natural
scienses, natuurwetenschappen)
Ilmu yang mempelajari barang-barang
menurut keadaanya di alam kodrat saja, terlepas dari pengaruh manusia dan
mencari hukum-hukum yang mengatur apa yang terjasi di dalam alam, jadi
terperinci lagi menurut obyeknya. Termasuk di dalamnya adalah: ilmu alam, ailmu
fisika, ilmu kimia, ilmu hayat dan sebainnya.
b.Ilmu pasti (mathematics)
Ilmu yang memandang barang-barang,
terlepas dari isinya hanya menurut besarnya. Jadi mengadakan abstaraksi
barang-barang itu. Ilmunya dijabarkan secara logis berpangkal pada beberapa
asas-asas dasar (axioma). Termasuk di dalamnya adalah: ilmu pasti, ilmu ukur,
ilmu hitung, ilmu al jabar dan sebagainnya.
c.Ilmu-ilmu kerohanian / kebudayaan
(geisteswisssen-schaften/social-sciences)
Ilmu yang mempelahari hal-hal dimana
jiwa manusia memegang peranan yang menentukan. Yang dipandang bukan
barang-barang seperti di alam dunia, terlepas dari manusia, melainkan justru
sekadar mengalami pengaruh dari manusia. Termasuk misalnnya: ilmu sejarah, ilmu
mendidik, ilmu hukum , ilmu ekonomi, ilmu sosiologi, ilmu bahasa dan
sebagainnya.
Ketiga macam ilmu pengetahuan ini
juga dibeda-bedakan tetapi jangan sampai dipisah-pisahkan, kerna memang berhubungan
satu sama lain dan saling mempengaruhi dan melengkapi.
F.Klasifikasi
Ilmu Pengetahuan Menurut Para Filsuf
Dalam sub tema ini, kami mengambil beberapa contoh
klasifikasi ilmu pengetahuan menurut para filsuf, antara lain :
1)Cristian
Wolff
Cristian Wolff mengklasifikasikan
ilmu pengetahuan ke dalam tiga kelompok besar , yakni ilmu pengetahuan empiris,
matematika, dan filsafat. Klasifikasi ilmu pengetahuan menurut Cristian Wolff
dapat diskemakan sebagai berikut :
a.Ilmu pengetahuan empiris
1.Kosmologis
empiris
2.Psikologis
empiris
b.Matematika
1.Murni :
aritmatika, geometri, aljabar
2.Campuran
: mekanika, dan lain-lain
c.Filsafat
1.Spekulatif
(metafisika)
a.umum:ontologi
b.khusus:
psikologi, kosmologi, theologi
2.Praktis
a.intelek:
logika
b.kehendak;
ekonomi, etika, politik.
c.pekerjaan
fisik: tekhnologi
2)Auguste
Comte
Pada
dasarnya penggolongan ilmu pengetahuan yang dikemukakan Auguste Comte sejalan
dengan sejarah ilmu pengetahuan itu sendiri, yang menunjukkan bahwa
gejala-gejala dalam ilmu pengetahuan yang paling umum akan tampil terlebih
dahulu. Kemudian disusul dengan gejala pengetahuan yang semakin lama semakin
rumit atau kompleks dan semakin kongkret. Karena dalam mengemukakan
penggolongan ilmu pengetahuan, Auguste Comte memulai dengan mengamati
gejala-gejala yang paling sederhana, yaitu gejala yang letaknya paling jauh
dari suasana kehidupan sehari-hari. Urutan dalam penggolongan ilmu pengetahuan
Auguste Comte sebagai berikut:
1.Ilmu pasti (matematika)
2.Ilmu perbintangan (astronomi)
3.Ilmu alam (fisika)
4.Ilmu kimia
5.Ilmu hayat (fisiologi atau
biologi)
6.Fisika sosial (sosiologi)
Klasifikasi ilmu pengetahuan menurut
Auguste Comte secara garis besar dapat diklasifikasikan sebagi berikut:
1.Ilmu pengetahuan
a.Logika
(matematika murni)
b.Ilmu
pengetahuan empiris (astronomi, fisika, biologi, sosiologi)
2.Filsafat
a.Metafisika
b.Filsafat
ilmu pengetahuan
BAB III
PENUTUP
Makalah kami yang sangat ringkas ini
bermaksud menjelaskan apakah ilmu pengetahuan itu, apa makna definisi dan juga
klasifikasinya. Setelah kita pelajari bersama, dapatlah diketahui bersama bahwa
ilmu pengetahuan adalah suatu proses pemikiran dan analisis yang rasional,
sistematik,logis, dan konsisten. Sedangkan menurut “ensiklopedia Indonesia”
ilmu pengetahuan adalah suatu sistem dari berbagai pengetahuan yang
masing-masing didapatkan sebagai hasil pemeriksaaan-pemeriksaan yang dilakukan
secara teliti dengan menggunakan metode-metode tertentu.
Perbedaan ilmu pengetahuan dengan
pengetahuan biasa ( common sense) terletak pada sifat sistematiknya dan
cara memperolehnya. Klasifikasi ilmu pengetahuan bisa didasarkan pada subjek
dan objeknya, berdasar subyek dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu ilmu
teoritis dan ilmu praktis. Sedangkan menurut objeknya ilmu pengetahuan dapat
dibagi menjadi dua macam yaitu ilmu umum dan ilmu khusus yang perinciannya
telah kita pelajari bersama tadi.
Cristian Wolff mengklasifikasikan ilmu pengetahuan ke dalam
tiga kelompok besar , yakni ilmu pengetahuan empiris, matematika, dan filsafat.
Sedangkan Auguste Comte sejalan dengan sejarah ilmu pengetahuan itu sendiri,
yang menunjukkan bahwa gejala-gejala dalam ilmu pengetahuan yang paling umum
akan tampil terlebih dahulu. Kemudian disusul dengan gejala pengetahuan yang
semakin lama semakin rumit atau kompleks dan semakin kongkret. Karena dalam
mengemukakan penggolongan ilmu pengetahuan, Auguste Comte memulai dengan
mengamati gejala-gejala yang paling sederhana, yaitu gejala yang letaknya
paling jauh dari suasana kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Bakhtiar,
Amsal. 2007. Filsafat Ilmu. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Rizal
Mustansyir dan Misnal Munir. 2001. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Salam,
Burhanuddin.1995. Pengantar Filsafat.Jakarta : Bumi Aksara.
Surajiyo.2005.Ilmu
Filsafat Suatu Pengantar. Jakarta: Bumi Aksara.
Burhanuddin
Salam. Pengantar Filsafat. (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hal 10
Drs.Surajiyo. Ilmu Filsafat Suatu
Pengantar. (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), hal 62
Burhanuddin Salam. Pengantar
Filsafat. (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hal 8
Amsal Bachtiar. Filsafat Ilmu.(Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2007), hal 92
Rizal munir. Filsafat Ilmu.
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hal 143
Burhanuddin salam. Pengantar
Filsafat. (Jakarta: Bumi Aksara, 1995),hal 20-23
Surajiyo. Ilmu Filsafat Sebgai
Pengantar. (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), hal 72-74
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar